Apa itu AHA BHA dan PHA – Coba cek label komposisi yang tercantum pada produk perawatan kulit Anda. Adakah kandungan AHA, BHA, atau PHA? Produk perawatan kulit yang berfungsi untuk eksfoliasi atau mengangkat sel kulit mati umumnya memiliki kandungan salah satunya zat ini.
Lalu, apa beda ke-3 nya dan bagaimanakah cara memadukan beberapa bahan itu agar bekerja optimal pada kulit terlebih bila digunakan sebagai produk skincare?
Salah satunya bahan aktif yang terbanyak dipakai dalam produk ialah asam. Istilah ‘asam’ mungkin sama dengan zat kimia yang merusak atau beresiko. Padahal, realitanya tidak selalu demikian.
Bila digunakan dalam konsentrasi yang tepat, asam malah menjadi ‘obat’ manjur untuk beragam permasalahan kulit. Di dunia skin care, asam terdiri jadi AHA, BHA, dan satu lagi yang jarang disebut yakni PHA. Berikut perbedaan ke-3 nya.
Alpha-hydroxy acid (AHA) atau asam alfa hidroksi sebagai jenis asam larut air yang didapatkan dari pemrosesan hewan dan tanaman. Kandungan AHA pada perawatan kulit bisa ditemukan dalam bentuk:
AHA banyak memiliki peranan untuk kecantikan dan kesehatan kulit, dari menyembuhkan jerawat, hilangkan sisa jerawat, mengangkat sel kulit mati, sampai membuat cerah rona kulit yang tidak merata.
Senyawa alami ini terbukti baik untuk memperkecil pori-pori, kembalikan kekenyalan dan kelenturan kulit, sampai mencegah efek penuaan dini seperti garis halus dan kerutan.
AHA dan semua turunannya ialah senyawa yang terbukti aman untuk kulit. Tetapi, ingat sifatnya yang cukup mengiritasi, Anda dianjurkan untuk memakai produk perawatan kulit yang memiliki kandungan konsentrasi AHA kurang dari 10 persen.
Dari ke-7 jenis AHA yang biasa dipakai, glycolic acid dan lactic acid ialah yang terpopuler karena jarang membuat iritasi. Ini sebabnya banyak produk skin care di pasar memiliki kandungan ke-2 bahan itu.
Beta-hydroxy acid (BHA) atau asam beta hidroksi ialah asam terlarut lemak yang umumnya didapatkan dari kulit pohon willow, kayu daun wintergreen, atau manis. Asam salisilat sebagai salah satu sumber BHA kerap ditawarkan sebagai obat jerawat.
Perbedaan AHA dan BHA ialah BHA mengandung pelembap. Oleh karenanya, produk perawatan muka yang memiliki kandungan BHA lebih direkomendasikan untuk mengatasi permasalahan kulit berminyak karena memiliki sifat mengeringkan.
Tetapi, selain mengeringkan jerawat, asam salisilat rupanya berfungsi untuk membersihkan kulit mati dan kurangi produksi minyak alami (sebum) hingga mengurangi terbentuknya komedo hitam (blackhead) dan komedo putih (whiteheads).
BHA disarankan untuk orang yang mempunyai penyakit kulit rosacea karena bisa kurangi kemerahan di wajah dan membuat muka kelihatan lebih halus. Namun, tidak seluruhnya kulit dengan rosacea dapat bereaksi baik dengan produk pengelupasan kulit.
Bila Anda ingin menyembuhkan jerawat, cari produk perawatan kulit yang memiliki kandungan konsentrasi BHA sekitaran 0,5-5 persen. Yakinkan tidak untuk melebihi rentang itu karena makin tinggi konsentrasi BHA, makin besar resiko kulit alami iritasi.
Polyhydroxy acid (PHA) ialah senyawa turunan dari AHA yang berperan mengelupas beberapa sel kulit mati dan meratakan warna kulit. Berbeda dengan AHA dan BHA, PHA condong tidak membuat iritasi kulit atau membuat sensitif terhadap cahaya matahari.
PHA menolong proses eksfoliasi lapisan kulit paling luar tanpa membuat kulit jadi kering. Karena karakter ini, PHA pas untuk kulit yang peka pada AHA dan BHA. PHA dapat menyediakan asupan anti-oksidan untuk tingkatkan collagen pada kulit wajah hingga mengurangi proses penuaan.
Beberapa macam PHA yang bisa Anda dapatkan ialah gluconolactone, lactobionic acids, dan galactose. Di antara ke-3 nya, gluconolactone ialah jenis PHA yang umum dijumpai dalam produk perawatan kulit.
AHA, BHA, dan PHA sebetulnya mempunyai fungsi yang mirip. Ke-3 nya bisa sama-sama mendukung fungsi satu dengan lain. Tetapi, ingat fungsinya sama sebagai eksfoliator, Anda perlu memperhatikan banyak hal saat sebelum memakai ke-3 nya.
Berikut beberapa hal yang penting Anda lihat saat memakai AHA, BHA, dan PHA.
AHA dan BHA kerap dicantumkan dalam merk paket menggunakan nama lain. Wujud lain AHA umumnya ialah glycolic acid, lactic acid, malic acid, mandelic acid, hingga citric acid. Sementara bentuk lain BHA ialah salicylic acid.
AHA lebih pas dipakai untuk Anda yang mengalami permasalahan kulit berkaitan dengan penuaan seperti bercak hitam dan keriput, dan BHA lebih dianjurkan untuk Anda yang mempunyai kulit rentan berjerawat dan sensitif.
Sebagian orang memiliki pendapat jika pemakaian BHA dan AHA secara berbarengan dapat memberi hasil yang lebih bagus, tetapi ini tidak selalu diperlukan. Kalaulah Anda ingin menggunakan ke-2 nya sekalian, seharusnya kerjakan pada waktu yang berbeda.
Sebagai contoh, pakai AHA di siang hari dan BHA saat malam hari. Beberapa hari sekali, ubahlah dengan PHA. Bila Anda punyai lebih satu permasalahan kulit dan ingin menggunakan beberapa produk, mulai dengan konsentrasi yang paling rendah.
Baik AHA dan BHA ke-2 nya semakin lebih efisien bekerja bila keadaan muka Anda telah pada kondisi bersih, yakni setelah bersihkan muka dan gunakan produk toner. Tunggu sekitar 3 – 5 menit atau sampai kulit benar-benar kering untuk mengoptimalkan pengelupasan.
Kemudian, produk kosmetik lain seperti pelembap, serum, cream mata, sunscreen, atau foundation bisa dipakai. Bila ingin memakai produk resep topikal seperti renova, retinoid, dan lain-lain, pakailah BHA atau AHA terlebih dulu.
Tidak boleh memakai PHA bersamaan dengan vitamin C dan retinol. PHA dan vitamin C bisa saling menghilangkan manfaat masing-masing, dan kombinasi PHA dan retinol bisa mengakibatkan iritasi.
AHA, BHA, dan PHA sebagai eksfoliator kimia bagi kulit. Beberapa bahan ini bekerja dengan mengelupas sel kulit mati hingga kulit terlihat lebih cerah. Selalu gunakan ke-3 nya sesuai saran pemakaian untuk memperoleh hasil terbaik.