Dalam merencanakan tindakan operasi membentuk hidung ( rhinoplasty ) harus dipertimbangkan komplikasi operasi. Sehingga harus dipikirkan matang sebelum melakukan tindakan ini. Komplikasi operasi bisa terjadi akibat pembiusan dan tindakan rhinoplasty.
Mengurangi komplikasi karena pembiusan dengan merencanakan tindakan operasi dengan sebelumnya melakukan persiapan yang baik. Misalnya pemeriksaan laboratorium darah dan pemeriksaan lain yang disesuaikan dengan usia dan riwayat penyakit yang pernah dialami, misalnya asma, diabetes dll.
Efek samping akibat operasi plastik hidung sendiri ada berbagai macam. Misalnya infeksi, deviasi (asimetris), bengkak, perdarahan, bekas luka di hidung dan di area tulang rawan yang diambil. Sulit bernapas salah satu lubang hidung atau keduanya. Dan hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Mengurangi komplikasi dari tindakan rhinoplasty dengan cara menjaga kebersihan hidung, menjaga kesehatan tubuh dengan tidak merokok dan cukup istirahat sebelum dan sesudah operasi, mencari dokter bedah plastik bersertifikat dan tergabung dengan Perhimpunan dokter bedah plastik Indonesia. Sehingga dapat dipastikan tindakan yang akan dilakukan sudah sesuai dengan prosedur tindakan dan keamanan.
Perlu diperhatikan bahwa segala upaya yang dilakukan untuk mengurangi kemungkinan komplikasi bukan berarti tidak mungkin terjadi komplikasi. Maka dari itu tindakan ini harus benar-benar diputuskan dengan keyakinan mengerti apa yang akan dilakukan sehingga dapat menentukan kapan sebaiknya dilakukan tindakan rhinoplasty.
Dalam hal komplikasi operasi masih banyak yang saya akan jelaskan di artikel2 selanjutnya.