Gula vs lemak, mana yang lebih baik? Pertanyaan ini sering ditanyakan oleh kebanyakan orang, khususnya mereka yang sedang menjalani diet. Dua kandungan makanan ini dianggap dapat meningkatkan berat badan. Tapi, dari keduanya mana yang menyebabkan peningkatan berat badan? Apakah gula atau justru lemak? Berikut penjelasan lebih lengkapnya.
Muncul beberapa anggapan mengenai kandungan lemak dan gula. Ada yang mengatakan bila kandungan lemak lebih baik daripada gula. Pertanyaannya, apakah anggapan itu memang benar? Atau justru sebaliknya, gula jauh lebih baik daripada lemak?
Pada beberapa artikel dibahas tentang produk susu dengan lemak utuh memiliki tingkat risiko lebih kecil menyebabkan penyakit kardiovaskular apabila dibandingkan dengan produk susu rendah lemak. Namun, ada pula yang mengatakan bila lemak itu tidak sehat dan diet rendah pun lebih direkomendasikan. Sebenarnya mana yang benar?
Faktanya, antara gula dan lemak, keduanya bisa menaikkan berat badan bila dikonsumsi secara berlebihan. Jadi, kalau kita ingin menjalani diet, mengonsumsi makanan yang mengandung gula atau lemak tetap bisa menaikkan berat badan bila mengonsumsi secara berlebihan.
Gula
Baik bagi penderita diabetes maupun tidak, sudah sebaiknya kita membatasi mengonsumsi makanan yang mengandung gula. Karena mengonsumsi gula secara berlebihan dapat meningkatkan kadar glukosa darah dengan cepat. Bagi penderita diabetes disarankan untuk mengonsumsi gula kurang dari 70 g/hari untuk pria dan untuk perempuan di bawah 50 g/hari.
Selama ini kita tidak sadar mengonsumsi makanan yang mengandung gula. Misalnya saja kue, biskuit, dan lainnya yang mengandung sukrosa. Lalu, kandungan gula juga ada pada makanan dan minuman seperti sereal, smoothie, minuman buah, yoghurt buah, makanan siap saji, dan lainnya. Karena itu, disarankan untuk mengurangi jumlah makanan olahan dimana makanan tersebut mengandung gula tambahan.
Lemak
Sejak dulu makanan tinggi lemak banyak dihindari banyak orang, karena katanya dapat menaikkan berat badan. Tetapi, kini mulai muncul diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak, karena dianggap jauh lebih sehat. Diet tinggi lemak dianggap dapat mengendalikan glukosa darah dan dapat menurunkan berat badan.
Sebenarnya, lemak merupakan nutrisi yang paling padat energi serta membawa kalori dua kali lebih banyak bila dibandingkan dengan berat karbohidrat murni yang sama. Tetapi bukan berarti kita harus menghindari lemak, cukup menyadari jumlah kalori yang kita konsumsi ketika makan. Selain itu, penting untuk mengetahui beberapa jenis lemak yang harus kamu ketahui.
Ada jenis lemak yang berbahaya bagi tubuh dan ada juga jenis lemak yang baik bagi tubuh. Lemak yang berbahaya bagi tubuh diantaranya lemak jenuh dan lemak trans. Kedua jenis lemak ini dapat menyebabkan munculnya kolesterol low-density lipoprotein (LDL) dimana bisa memicu seseorang mengidap penyakit arteri koroner.
Namun, mengonsumsi lemak trans dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL, sekaligus menurunkan kadar kolesterol baik atau HDL. Lemak trans bisa menyebabkan tubuh mengalami radang sehingga mempercepat penyakit arteri koroner. Nah, karena itu, sebaiknya kita membatasi konsumsi makanan yang mengandung lemak trans atau maksimal 10% dari total kalori.
Kadar Glukosa Darah dan Lemak
Bila dibandingkan antara keduanya, lemak hanya memiliki sedikit dampak secara langsung terhadap kadar glukosa darah. Karena itu diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak bisa mengontrol glukosa darah lebih baik. Akan tetapi, jangan mengonsumsi lemak secara berlebihan, karena bisa menyebabkan asupan kalori dan meningkatkan resistensi insulin dimana dapat meningkatkan kadar glukosa darah.
Jadi, gula vs lemak, mana yang lebih baik? Di atas sudah dijelaskan secara jelas. Apabila masih ada pertanyaan lebih lanjut, bisa melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.