Lemak Jenuh vs Lemak Tak Jenuh

Lemak Jenuh vs Lemak Tak Jenuh

Lemak jenuh vs lemak tak jenuh, mana yang lebih baik? Keduanya memiliki efek terhadap tubuh yang berbeda-beda. Memang sih keduanya sama-sama golongan lemak, tetapi bisa memberikan efek baik atau buruk bagi kesehatan. Tapi jenis lemak mana yang memiliki efek baik bagi kesehatan?

Lemak Jenuh vs Lemak Tak Jenuh

Sering kita dengar ada orang bilang kalau mengonsumsi makanan mengandung lemak itu gak sehat. Faktanya, tidak sepenuhnya benar karena tubuh tetap memerlukan lemak supaya tetap sehat. Namun, jenis lemak yang kita konsumsi sebaiknya diperhatikan.

Umumnya, lemak terbagi menjadi dua jenis yaitu lemak jenuh dan tak jenuh. Lemak tak jenuh adalah jenis lemak yang sehat, tetapi lemak jenuh jenis yang tidak sehat sehingga asupan nya perlu dibatasi.

Apa perbedaan keduanya? Sebenarnya, lemak memang perlu dikonsumsi agar dapat memberikan energi, menghasilkan energi, melindungi organ tubuh, bahkan mengatur suhu tubuh dan tekanan darah. Selain itu, lemak juga dapat membantu menyerap nutrisi seperti vitamin yang larut di dalam lemak diantaranya vitamin A, D, E, dan K. Dari sini bisa disimpulkan kalau lemak tidak buruk bahkan sampai harus menghindari lemak. Tetapi, kita tetap harus memerhatikan jenis lemak dikonsumsi.

Lemak jenuh merupakan jenis lemak yang bentuknya padat ketika berada di suhu ruang, sama halnya dengan mentega. Bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat atau LDL (Low Density Lipoprotein) di dalam tubuh.

Ketika kadar kolesterol menjadi tinggi maka akan menyebabkan plak atau sumbatan pada pembuluh darah, lalu menjadi kaku, sehingga aliran darah menjadi kurang lancar. Hal ini meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung, hipertensi, stroke, dan serangan jantung. Maka dari itu, disarankan untuk membatasi konsumsi lemak jenuh.

Selanjutnya, lemak tak jenuh. Cenderung berbentuk cairan ketika berada di suhu ruang. Dibagi kembali menjadi dua, yaitu MUFA atau lemak jenuh tunggal dan PUFA (lemak tak jenuh ganda). Kedua jenis ini cukup sehat karena dapat mengontrol kadar kolesterol jahat dan trigliserida di dalam darah. Ini lah yang membuat jantung dan pembuluh darah menjadi lebih baik. Selain itu, bisa juga meredakan radang yang terjadi di dalam tubuh. Inilah mengapa lemak tak jenuh jauh lebih sehat, karena dapat mencegah risiko penyakit jantung dan stroke. Contoh lemak tak jenuh adalah asam lemak omega-3 dan omega-6.

Sumber Lemak Jenuh vs Tak Jenuh

Setelah mengetahui perbedaan kedua jenis lemak di atas, lalu jenis lemak mana yang baik bagi tubuh, dari mana saja sumber lemak jenuh dan tak jenuh?

Ada beberapa makanan yang mengandung lebih banyak lemak jenuh antara lain:

Selanjutnya, ada beberapa sumber makanan lemak tak jenuh diantaranya kacang-kacangan (kacang tanah, mete, kenari, dan kedelai), buah alpukat, selai kacang, minyak kanola seperti minyak biji bunga matahari, minyak zaitun, dan lainnya. Kemudian, ada pula jenis ikan seperti sarden, bandeng, dan teri.

Umumnya, dibutuhkan 20 – 30% dari kebutuhan total energi harian untuk mengonsumsi lemak tak jenuh. Tetapi jangan melebihi jumlah kebutuhan walaupun lemak tak jenuh sekalipun karena dapat menaikkan kadar kolesterol dan berat badan. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya risiko berbagai macam penyakit, salah satunya jantung.

Itulah penjelasan tentang lemak jenuh vs lemak tak jenuh. Untuk informasi lebih lanjut, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter.

Subscribe